Taman Nasional Tanjung Puting adalah sebuah taman nasional yang terletak di semenanjung barat daya provinsi Kalimantan Tengah. Taman Nasional ini terkenal sebagai wilayah konservasi Orang Utan, salah satu spesies primata terunik di dunia.
Tidak hanya Orang utan, taman nasional yang luasnya hampir mencapai seukuran Bali ini adalah rumah bagi kehidupan liar yang menakjubkan. Di sini juga berdiam bekantan dan monyet ekor panjang, burung, serta hewan liar lainnya, belum lagi tanaman asli hutan itu sendiri.
Tanjung Puting pada awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa dengan luas total 305.000 ha yang ditetapkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 13 Juni 1936 untuk perlindungan Orang Utan. Selanjutnya pada tanggal 12 Mei 1984 oleh Menteri Kehutanan, Tanjung Puting ditetapkan sebagai Taman Nasional luasnya menjadi 415.040 ha.
Susuri Sungai Sekonyer dengan perahu klotok sembari melihat monyet ekor panjang dan bekantan berayun melalui ranting dan dahan pohon yang lebat. Sering pula terlihat buaya, beragam burung, hingga serangga yang berterbangan.
Tanjung Puting memiliki empat lokasi yang dapat Anda kunjungi untuk melihat Orang Utan, yaitu: Tanjung Harapan, Pesalat, Pondok Tanguy, dan Camp Leakey.
Camp Leakey merupakan pusat penelitian Orang Utan yang telah berdiri sejak 1971. Disini Anda bisa memberi makan dan bercengkarama dengan Orang Utan. Pondok Tanguy secara khusus merupakan pusat rehabilitasi untuk orangutan yang pernah ditangkap dan dipelihara manusia. Lokasinya dapat dicapai dari Pesalat sekira 1,5 jam dengan klotok atau 1 jam dengan speedboat.
Tersedia penerbangan dari kota-kota besar di Indonesia ke pangkalan Bun setiap harinya. Anda harus menggunakan perahu (klotok) saat menyusuri Sungai Sekonyer dari Pelabuhan Kumai di Pangkalan Bun.
Tersedia lebih dari 50 perahu klotok di Pelabuhan Kumai yang dapat disewa dimana harganya bergantung besarnya ukuran kapal dan jumlah penumpang (4-20 orang).
Kebanyakan pengunjung datang dan menginap di kapal selama kunjungan mereka. Harga sewa perahu klotok ini akan lebih murah apabila Anda menginap di klotok lebih dari satu malam dan untuk rata-ratanya adalah Rp 1.500.000, hingga Rp 2.000.000,-.
Ada juga pilihan terbatas untuk menginap yaitu di hotel sederhana dan homestay di rumah penduduk setempat.
Makanan yang disajikan di perahu Klotok biasanya berupa olahan ikan dan coto Manggala dengan ubi sebagai pengganti nasi.
Selalu bawa obat nyamuk, sunblock dan senter supaya lebih nyaman ketika berkeliling Taman Nasional.
Waktu yang tepat untuk mengunjungi Tanjung Puting adalah Juni-September dimana cuaca tergolong cerah.
Membawa kamera akan dikenai biaya tambahan.